Senin, 28 Januari 2013

TEHNIK BERTERNAK BURUNG PUYUH



Teknik beternak burung puyuh petelur yang spektakuler, aneh, mungkin juga nyleneh, atau malah kontroversial, tidak seperti umumnya. Begitu selintasan saya berpikir manakala para pakar dan master budidaya puyuh berbagi pengalaman beliau-beliau mengenai teknik memperlambat masa awal bertelur ini. Aneh ya? Biasanya ingin “lebih cepat lebih baik” dalam bertelur, teknik ini malah sebaliknya: lebih lambat lebih baik, sampai batas waktu tertentu untuk si puyuh mengawali produksinya.
Dalam sebuah thread di forum diskusi grup peternak puyuh Gema’ Jaya Raharja (GJR) di Facebook, pembahasan ini cukup menarik. Dengan segenap keterbatasan saya dalam perpuyuhan, mencoba juga mengikuti topik tersebut, yang ujung-ujungnya membahas tentang hasil produksi yang lebih bagus manakala awal mulai bertelur burung puyuh diperlambat.
Nah lho… Bingung ya? Sama kalau begitu :)
Berani mencoba?
Baiklah, satu demi satu akan saya coba rewrite pendapat-pendapat dan pengalaman beliau-beliau mengenai hal memperlambat masa awal bertelur yang menurut beliau-beliau, itu bisa memperbagus produksi telur puyuh.
Kelebihan perlakuan dalam memelihara puyuh dengan teknik memperlambat masa awal bertelur. Seperti yang telah disampaikan dalam thread forum tersebut diantaranya adalah: puncak produksi lebih lama, umur produksi juga lebih lama, dan angka kematian bisa ditekan.
POIN 01
apakah karena masak kelamin lebih awal (40 hari) dibanding masak tubuh (65 hari), sehingga ada penurunan pada fungsi tubuh – organ, jaringan, sel, atau juga sistem – termasuk sistem kekebalan, sebab saya pernah baca sebuah buku karangan Prof. Juju Wahyu, bahwa memperlambat masak kelamin lebih berefek positif terhadap jumlah kematian unggas pada selama masa produksi bisa diperkecil (ivabilitas tinggi), mendapatkan produksi puncak yang lebih lama, dihasilkan bobot telur yang lebih besar dan seragam, menghasilkan fertilitas dan daya tetas yang tinggi.
Namun saya balas bertanya lagi: memperlambat masak kelamin puyuh sampai umur berapa yang ideal? Atau menunggu sampai puyuh berumur 65-70 hari baru boleh bertelur?
POIN 02
… bisa saja dilakukan delayed pada masa grower /developer yaitu dengan:
1. pemberian pakan secara terbatas pada kualitas (pengurangan nutrisi tertentu pada pakan) dan kuantitas membatasi pakan pada jumlah tertentu (restricted) dengan target body weight yang ideal.
2. pengaturan lampu (cahaya) yaitu tidak memberikan intensitas cahaya maupun durasinya seperti pada masa layer.
……
mungkin dua tadi pak yang harus dijb yaitu pakan dan cahaya
POIN 03
Mas Drh. Rochmat Santoso Budi dan Mas Puyuh Jepang, pada prinsipnya managemen awal produksi hampir sama antara puyuh dan layer (horn)… Penundaan produksi memberi efek positif seperti yang disampaikan mas Puyuh Jepang. Treatment untuk delay, sama dengan metode delay produk pada layer.. bisa dengan feed restricted atau light restricted.
Keunikan dari unggas petelur, apabila awal bertelur mundur, masa afkirpun juga mundur, …
POIN 04
…ada investasi lebih saat grower. Tetapi secara ekonomi lebih menguntungkan… saya sarankan usia 55 hari mulai ditelurkan.
Kebetulan saya sudah melakukan treat untuk delay produksi dari tahun 2008.. tetapi kebanyakan peternak bingung kalau 42 hari tidak segera bertelur…
POIN 05
…sambil selain menahan sampai mulai bertelur umur di atas 55 hari, uniformity bobot badan harus di atas 80% dan usahakan frame body yang ideal, artinya tidak ada yang kerdil, bahasa saya kuntet.
POIN 06
..pada usia 35 hari, protein pakan mulai saya kurangi.. mencampur pakan puyuh petelur dengan dedak padi atau jagung hingga protein di bawah 19%.. pada usia 45 hari secara bertahap PK pakan mulai ditingkatkan saat usia mencapai 50 hari, full feed puyuh petelur. Saya waktu itu hanya berasumsi, bahwa pada layer (horn) ada tahapan pakan mulai dari: pre-stater, stater, grower, pre-layer, dan layer.. demikian juga dengan puyuh, dan hasilnya cukup memuaskan.

1 komentar: