Selasa, 10 Desember 2013

DEPRESIASI



1. Pengertian

Depresiasi atau penyusutan dalam akuntansi adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya.[1]. Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan.
Metode yang paling mudah dan paling sering digunakan untuk menghitung penyusutan adalah metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation). Tapi selain itu, ada pula metode penghitungan lain yang bisa juga digunakan, seperti metode penyusutan dipercepat, penyusutan jumlah angka tahun, dan saldo menurun ganda.
Pentingnya menentukan biaya penyusutan adalah sebagai berikut:
1.      Beban penyusutan akan mempengaruhi penyajian laporan keuangan yaitu mempengaruhi besar kecilnya laba
2.  Perusahaan bisa bermain strategi pada jumlah laba yang “diinginkan” hanya dengan mengutak-atik biaya penyusutan yang akan dipergunakan
Aktiva yang bisa disusutkan adalah aktiva tetap, karena memiliki kriteria sebagai berikut, yaitu:
1.      Digunakan lebih dari satu periode akuntansi (kecuali bila ada hal-hal yang di luar rencana sehingga mempengaruhi proses penggunaan aktiva tetap)
2.      Memiliki masa manfaat tertentu, misalnya: 5 tahun atau 10 tahun (tidak mungkin selamanya)
3.    Dipergunakan untuk proses produksi perusahaan (untuk kegiatan operasional), misalnya: mengangkut barang/ produk yang dihasilkan perusahaan (bila aktiva tetap berupa kendaraan) atau sebagai tempat memproduksi barang (bila aktiva tetap berupa gedung).
Apapun nama/ jenis aktiva yang memiliki ketiga ciri-ciri yang telah disebutkan di atas tersebut, disebut dengan aktiva tetap, dan wajib disusutkan. Segala sesuatu yang dipergunakan secara kontinu untuk tujuan operasional perusahaan maka akan mengalami penurunan fungsi, itu sebabnya ada penyusutan yang dipergunakan untuk menilai seberapa banyakkah penurunan manfaat dari suatu aktiva tetap yang dipergunakan oleh perusahaan.

Bagaimana cara perusahaan menentukan metode penyusutan untuk aktiva tetap yang mereka miliki?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, maka berikut ini adalah beberapa metode penyusutan sesuai dengan PSAK No. 17 yang bisa dipilih oleh perusahaan, yaitu:
1.      Metode Garis Lurus
Merupakan metode penyusutan yang banyak dipergunakan oleh perusahaan. Beberapa hal yang merupakan ciri-ciri yang dimiliki oleh metode penyusutan garis lurus yaitu: beban penyusutan per tahun jumlahnya sama besar tak peduli apakah dalam tahun tersebut perusahaan memproduksi banyak barang atau tidak, mudah dipergunakan karena biaya penyusutan per periodenya sama sehingga dalam menentukan biaya penyusutanpun sangat mudah, biaya penyusutan per periode yang sama tidak mengindikasikan jumlah penggunaan dari aktiva tetap tersebut (aktiva tetap sering dipergunakan atau tidak memiliki biaya penyusutan per periode yang tetap atau sama sekalipun umur ekonomisnya juga sudah berkurang). Bisa dikatakan bahwa metode penyusutan garis lurus merupakan metode penyusutan yang paling mudah namun kurang memiliki sensitivitas dalam penggunakan aktiva tetap. Hal tersebut tercermin pada biaya penyusutan yang tetap sama dari tahun per tahun, padahal penggunaan aktiva tetap tersebut seharusnya mengalami perubahan termasuk umur ekonomisnya.



2.      Metode Jumlah Angka Tahun
Adalah metode penyusutan yang memiliki ciri biaya penyusutan per tahunnya selalu menurun. Penghitungannya lebih rumit, yaitu setelah harga perolehan dikurangi dengan nilai residu maka hasilnya dikalikan dengan bilangan pecahan (pembilang= jumlah manfaat tahun dari aktiva tetap dan penyebut= jumlah tahun secara keseluruhan). Misalnya, aktiva tetap memiliki harga perolehan sebesar 10 juta dengan nilai residu 2 juta. Umur ekonomis dari aktiva tetap tersebut ditaksir 5 tahun. Maka untuk menghitung biaya penyusutan yang dibebankan pada perusahaan di tahun pertama adalah sebagai berikut:
(10 juta- 2 juta) x 5/ (5+4+3+2+1)= …..
Meskipun proses penghitungannya tidak semudah metode penyusutan sebelumnya (garis lurus), namun sebenarnya metode jumlah angka tahun ini sangat logis, yaitu aktiva tetap akan selalu mengalami penurunan manfaat dari tahun ke tahun. Biasanya perusahaan akan lebih banyak menikmati manfaat dari aktiva tetap tersebut di tahun-tahun awal (ketika aktiva tetap belum usang).
3.      Metode Saldo Menurun
Sesuai dengan namanya, maka metode saldo menurun ini mensyaratkan saldo (nilai buku) di akhir periode yang selalu menurun. Biaya penyusutan dilambangkan dengan prosentasi yang nilainya selalu tetap dari tahun ke tahun. Jadi yang membedakan adalah biaya penyusutan yang selalu menurun dari tahun ke tahun (meskipun prosentasenya tetap) dikarenakan nilai buku yang juga terus menurun setiap tahunnya.
4.      Metode Jam Jasa
Metode ini mencerminkan alokasi beban penyusutan berdasarkan jumlah penggunaan aktiva tetap dengan menggunakan jumlah jam kerja sebagai dasar pengalokasiannya. Maka dari itu sifat dari biaya penyusutan pada metode jam jasa ini bersifat variable (berubah-ubah sesuai dengan kegiatan produksi pada waktu itu). Kelebihan yang sekaligus menjadi kelemahan dari metode penyusutan jenis ini adalah perusahaan bisa dengan mudah diidentifikasi tentang kondisi internalnya, misalnya biaya penyusutan yang ada pada laporan keuangan bernilai cukup besar itu artinya perusahaan dalam keadaan bagus karena mampu menghasilkan produk yang banyak, sebaliknya saat biaya penyusutan yang dilaporkan pada laporan keuangan kecil itu artinya perusahaan dalam kondisi yang kurang menyenangkan. Hal tersebut tentu akan menjadi beban tersendiri bagi perusahaan.
5.      Metode Jumlah Unit Produksi
Hampir sama dengan metode jam jasa, termasuk kelebihan dan kekurangannya. Hanya saja yang membedakan adalah pada metode jumlah unit produksi ini yang dihitung adalah jumlah produk yang dihasilkan dan bukan jumlah jam yang dihabiskan atau dibutuhkan untuk menghasilkan produk.
Tentunya, metode depresiasi yang berbeda yang digunakan oleh perusahaan akan memberikan hasil yang berbeda pula pada laporan keuangan. Setiap perusahaan memiliki pertimbangan masing-masing dalam memilih metode beban penyusutan. Beberapa pertimbangan perusahaan yang dipergunakan untuk menentukan biaya penyusutan per periode di antaranya adalah:
1.      Apakah penggunaan aktiva berubah-ubah atau berfluktuasi dari waktu ke waktu
2.      Apakah aktiva tetap tersebut cepat usang atau tidak (memiliki manfaat yang lebih besar di awal untuk kemudian semakin menurun dari waktu ke waktu, kendaraan untuk operasional perusahaan misalnya)
Pada laporan keuangan, beban penyusutan akan mempengaruhi jumlah laba
yang dihasilkan. Biaya penyusutan yang terlalu besar pada akhirnya akan mempengaruhi perolehan laba perusahaan menjadi kecil yang itu artinya nilai perusahaan akan turun di mata pihak eksternal. Sebaliknya biaya penyusutan yang terlalu kecil juga akan menimbulkan tanda tanya atau ketidakpercayaan terlebih bila perusahaan menggunakan metode unit produksi/ jam kerja yang mengindikasikan bahwa biaya penyusutan yang menurun sama dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang yang juga menurun.

� = c �O� Ȝ� (34, 34, 34); font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-align: justify; ">2.      Apakah aktiva tetap tersebut cepat usang atau tidak (memiliki manfaat yang lebih besar di awal untuk kemudian semakin menurun dari waktu ke waktu, kendaraan untuk operasional perusahaan misalnya)
Pada laporan keuangan, beban penyusutan akan mempengaruhi jumlah laba
yang dihasilkan. Biaya penyusutan yang terlalu besar pada akhirnya akan mempengaruhi perolehan laba perusahaan menjadi kecil yang itu artinya nilai perusahaan akan turun di mata pihak eksternal. Sebaliknya biaya penyusutan yang terlalu kecil juga akan menimbulkan tanda tanya atau ketidakpercayaan terlebih bila perusahaan menggunakan metode unit produksi/ jam kerja yang mengindikasikan bahwa biaya penyusutan yang menurun sama dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang yang juga menurun.

2. Metode Unit Produksi/Unit of Production Method
Depresiasi/Penyusutan Aktiva Tetap
Unit of Production Method

Kapasitas produksi suatu aktiva tetap dijadikan pedoman dalam penentuan besarnya depresiasi, dan besarnya produksi yang dilakukan dalam kapasitas produksi tersebut merupakan metode yang digunakan untuk menghitung depresiasi.

Rumus menghitung depresiasi :

Tarif depresiasi =
Harga perolehan-nilai sisa/kapasitas produksi

Ilustrasi :

PT Garuda Nusantara membeli mesin penggilingan padi seharga Rp.10.000.000 dengan kapasitas produksi 50 ton beras, umur 4 tahun. Adapun perincian pemakaian selama 4 tahun tersebut :

Tahun 1 : 15 ton
Tahun 2 : 10 ton
Tahun 3 : 20 ton
Tahun 4 : 5 ton

Jawab :

Depresiasi tahun.ke1 = Rp.10.000.000/50 ton x 15 ton = Rp. 3.000.000,-

Jurnal pada akhir tahun ke 1 :

D : Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp. 3.000.000
K : Akumulasi Dep.-Penggilingan Pad=====Rp. 3.000.000

Depresiasi tahun ke 2 := Rp. 200.000 x 10 ton = Rp. 2.000.000

Jurnal pada akhir tahun ke 2 :

Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp.2.000.000
Akumulasi Dep.-Penggilingan Padi====== Rp. 2.000.000

Depresiasi tahun ke 3 = Rp. 200.000 x 20 ton = Rp. 4.000.000

Jurnal pada akhir tahun ke 3 :

D : Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp.4.000.000
K : Akumulasi Dep.-Penggilingan Padi====Rp. 4.000.000

Depresiasi tahun ke 4 = Rp. 200.000 x 5 ton = R. 1.000.000

Jurnal pada akhir tahun ke 4 :

D : Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp. 1.000.000,-
K : Akumulasi Dep.-Penggilingan Pad==== Rp. 1.000.000

3. DEPLESI
Deplesi merupakan istilah lain dari penyusutan atau amortisasi. Deplesi digunakan khusus untuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, misalnya bijih besi, hasil tambang, kayu hutan dsbnya.

Deplesi dihitung dengan tarif deplesi yang diperoleh dari Beban yang dikeluarkan untuk mendapatkan hak penambangan dibagi estimasi hasil yang akan diperoleh.

Ilustrasi 1 :

PT Andalan Tambang memperoleh hak penambangan sebesar Rp. 500.000.000.000,- Estimasi hasil yang terkandung didalamnya sebesar 1.000.000 ton bahan tambang. Tahun pertama berhasil ditambang sebesar 26.500 ton, maka Jurnal Deplesi yang dilakukan akhir tahun pertama adalah :

D : Beban Deplesi=== Rp. 13.250.000.000,-
K : Akumulasi Deplesi====== Rp. 13.250.000.000,-

Keterangan:

Besarnya deplesi tergantung pada jumlah ton yang berhasil ditambang.

Ilustrasi 2 :

Pada tanggal 5 Januari 20 A PT Perkasa membeli tanah yang mengandung bijih besi seharga Rp. 100 milyar. Estimasi nilai sisa tanah seharga Rp. 20 milyar. Hasil survey geologi pada saat pembelian terdapat 2 juta bijih besi yang dapat diambil. Pada tahun 20A dikeluarkan biaya untuk pembuatan jalan dan proses pengeluaran bijih besi sejumlah Rp. 750 juta. Pada tahun 20A, 50.000 ton telah ditambang. Survey baru dilakukan pada akhir tahun 20B dan diperkirakan ada 3 juta ton bijih besi yang terkandung didalam tambang. Pada tahun 20B, 125.000 ton bijih besi berhasil ditambang.

Instruksi:

Hitunglah beban deplesi tahun 20A dan 20B

Solusi :
Beban Deplesi tahun 20A :
Harga sumber daya -nilai sisa Rp. 80.000.000.000,-
Perbaikan lahan jalan............Rp 750.000.000,-
Jumlah..................................Rp.80.750.000.000,-

Estimasi bijih besi dalam ton = 2.000.000 ton

Biaya deplesi per ton Rp. 40.375,-

Beban Deplesi Tahun 20A =

* 50.000 ton x Rp. 40.375 = Rp. 2.018.750.000,-


Beban Deplesi tahun 20B :

Harga sumber daya (neto) Rp. 80.750.000.000,-

Beban Deplesi tahun 20A... Rp. 2.018.750.000,-

Sisa pada awal tahun 20A...Rp. 78.731.250.000,-

Sisa bijih besi setelah survey ( ton) = 3.125.000 ton

( 3.000.000 + 125.000)

Biaya Deplesi per ton Rp. 25.194,-

Biaya deplesi tahun 20B =

* 125.000 ton x Rp. 25.194,- = Rp. 3.149.250.000,-

SUMBER: 
Gen Norman Thomas, MM, Akt
redaksi online
Drs. Gen Norman Thomas, SE Akuntan

Minggu, 27 Oktober 2013

BUNGA

NILAI UANG

Modal adalah uang dan sumber daya yang diinvestasikan.
Bunga (interest) adalah pengembalian atas modal atau sejumlah uang yang diterima investor untuk penggunaan uangnya di luar modal awal (principal)
Tingkat bunga.
Alasan pengembalian modal dalam bentuk interest (bunga) dan profit :
·       Penggunaan uang melibatkan biaya administrasi
·       Setiap investasi melibatkan resiko
·       Penurunan nilai mata uang yang diinvestasikan
·       Investor menunda kepuasan yang bisa dialami segera dengan menginvestasikan uangnya

Kapan kita menemui tingkat bunga?
·       Kartu kredit
·       Buku tabungan
·       Kredit mobil
·       Saham
·       . . . . . . .

Bunga digunakan untuk menghitung Nilai waktu dari uang
*sedolar hari ini nilainya lebih dari sedolar tahun depan*

Bunga Sederhana
Bunga setiap tahunnya dihitung berdasarkan atas investasi awal. Tidak ada bunga yang dihitung atas bunga yang bertambah.
Notasi:
i = Tingkat bunga per periode (misal 1 tahun)
N = Jumlah periode
P = Deposit awal
F = Nilai masa depan setelah N periode
F = P(1+Ni)
Apa masalahnya?
Jika bank tempat anda menabung menawarkan bunga sederhana. . . .
Apa yang akan anda lakukan?

Bunga Majemuk
Bunga setiap tahun dihitung berdasarkan pada saldo tahun tersebut, termasuk bunga yang bertambah.
F = P(1+ i)N
Secara lebih eksplisit,
FN = P0 1+ i (2.4)
(nilai masa depan dalam periode N, nilai sekarang pada waktu 0)

Oleh karena itu, untuk mencari nilai masa depan pada periode N+n, diketahui nilai sekarang pada periode n,
FN+n = Pn 1+ i (2.5)
Contoh 2.1: pinjaman bank
Anda pergi ke bank dan mencari informasi tentang peminjaman $10,000 selama 10 tahun. Petugasnya mengatakan: “tentu bisa, tinggalkan saja jam Rolex dan cincin bermata intan anda di sini sebagaijaminan, dan kami akan mengurus pinjaman untuk anda dengan tingkat bunga 6% per tahun, dibungakan tahunan”. Dia kemudian memencet kalkulatornya dan mengatakan, di akhir masa 10 tahun, anda akan melakukan satu pembayaran sekaligus sebesar F dolar untuk membayar pinjaman anda. Berapakah F?
i = 6% = 0.06
N = 10
F = P(1+I)N = 10,000 * (1+0.06)10 = $17,908

Kebalikan proses:
Mencari Nilai Sekarang, diberikan Nilai Masa Depan
Karena F = P (1+i)N (2.3)
Maka P = F / (1+i)N (2.3a)

Contoh 2.2 : pinjaman bank
Berapa nilai sekarang dari $17,908 sepuluh tahun dari sekarang, jika nilai waktu dari uang adalah 6% dibungakan tahunan?
i = 6% = 0.06
N = 10
P = F / (1+I)N = 17,908 / (1+0.06)10 = $10,000
(heran???)

A.  Cash Flow
Cash flow adalah tata aliran uang masuk dan keluar per periode waktu pada suatu perusahaan. Cash flow terdiri dari:
-         cash-in (uang masuk), umumnya berasal dari penjualan produk atau manfaat terukur (benefit);
-         cash-out (uang keluar), merupakan kumulatif dari biaya-biaya (cost) yang dikeluarkan.

Dalam suatu investasi secara umum, cash flow akan terdiri dari empat komponen utama, yaitu:
1.     Investasi, biaya yang ditanamkan dalam rangka menyiapkan kebutuhan usaha untuk siap beroperasi dengan baik. Biaya ini biasanya dikeluarkan pada awal-awal kegiatan usaha dalam jumlah yang relatif besar dan berdampak jangka panjang untuk kesinambungan usaha tersebut. Investasi sering juga dianggap sebagai modal dasar usaha yang dibelanjakan untuk penyiapan dan pembangunan sarana prasarana dan fasilitas usaha termasuk pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia.
2.    Operational cost, biaya yang dikeluarkan dalam rangka menjalankan aktivitas usaha tersebut sesuai dengan tujuan. Biaya ini biasanya dikeluarkan secara rutin atau periodik waktu tertentu dalam jumlah yang relaif sama atau sesuai dengan jadwal kegiatan/produksi.
3.    Maintenance cost, biaya yang diperuntukkan dalam rangka menjaga / menjamin performance kerja fasilitas atau peralatan agar selalu prima dan siap untuk dioperasikan.
4.    Benefit/manfaat, penerimaan dari suatu investasi yang berasal dari pendapatan atas pelayanan fasilitas atau penjualan poduk yang dihasilkan dan manfaat terukur lainnya selama umur penggunaan, ditambah dengan nilai jual investasi saat umurnya habis.

Penyusunan cash flow pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode tabel dan metode grafis. Namun, untuk lebih efektifnya komunikasi biasanya kedua metode tersebut dipakai secara simultan atau dikombinasikan satu sama lain.

Jika cash flow tersebut sudah merupakan perkiraan uang yang akan masuk dan keluar akibat suatu investasi selama umurnya, perlu diketahui apakah investasi tersebut akan menguntungkan atau tidak. Artinya, apakah jumlah uang yang bakal masuk lebih besar dari jumlah uang yang akan keluar? Jika ya, artinya investasi akan menguntungkan (layak ekonomis), dan sebaliknya.
Jika besaran uang yang akan masuk dan keluar tidak berada pada waktu yang sama, sesuai dengan konsep ‘time value of money’ (nilai uang akan berubah bersama waktu), maka diperlukan metode perhitungan tersendiri yang disebut ekuivalensi nilai uang.

B.  Konsep Nilai Uang Terhadap Waktu
Pengambilan keputusan pada analisis ekonomi teknik melibatkan dan menentukan apa yang ekonomis dalam jangka panjang, yang dikenal dengan istilah nilai waktu dari uang (time value of money). Rp 1000,- saat ini lebih berharga bila dibandingkan dengan Rp1000,- pada satu atau dua tahun yang akan datang. Hal itu disebabkan adanya bunga.

C.  Bunga
Bunga (interest) adala uang yang dibayakan untuk penggunaan uang yang dipinjam. Bunga dapat juga diartikan sebagai pengembalian yang bisa diperoleh dari investasi modal yang produktif.
·         Tingkat suku bunga (rate of interest) adalah rasio antara total bunga yang dibebankan atau dibayarkan di akhir periode tertentu, dengan uang yang dipinjam pada awal periode tersebut.
·         Bunga Sedehana (simple interest), perhitungan bunga hanya didasarkan atas besarnya pinjaman semula dan bunga periode sebelumnya yang belum dibayar tidak termasuk faktor pengali bunga. Total bunga yang diperoleh dapat dihitung dengan rumus:
I = P.i.n
Dimana:   I = total bunga tunggal
              P = pinjaman awal
              i = tingkat suku bunga
              n = periode pinjaman
Sedangkan total pembayaran pinjaman yang harus dilakukan pada akhir periode pinjaman, sebesar      F = P + I
Contoh: seseorang meminjam uang sebesar Rp1.000,- selama 3 tahun dengan tingkat suku bunga 10% per tahun. Berapa total pembayaran yang harus dilakukan pada akhir tahun ke-3 jika bunga yang digunakan adalah bunga sederhana?
Jawab:
Total bunga selama 3 tahun, adalah
I = 1.000 × 0,10 × 3 = 300
Total pembayaran yang harus dilakukan pada akhir tahun ke-3, adalah
F = 1.000 + 300 = 1.300

·         Bunga Majemuk (Compound Interest)
Apabila bunga yang diperoleh dalam setiap periode yang didasarkan pada pimjaman pokok ditambah dengan setiap beban bunga yang terakumulasi sampai dengan awal periode tersebut.

Contoh: seseorang meminjam uang Rp1.000,- selama 3 tahun dengan suku bunga 10% per tahun. Berapa total pembayaran yang harus dilakukan pada akhir tahun ke-3 jika bunga yang digunakan adalah bunga majemuk?
Jawab:
Bunga pinjaman tahun berjalan akan menambah jumlah pinjaman di awal tahun berikutnya.
Tabel 1. Contoh Perhitungan Bunga Majemuk
(1)
Tahun
(2)
Jumlah Pinjaman
pada Awal Tahun
(3) = (2) × 10%
Bunga Pinjaman
Tahun Berjalan
(4) = (2) + (3)
Jumlah Pinjaman
pada Akhir Tahun
1
1.000,00
100,00
1.100,00
2
1.100,00
110,00
1.210,00
3
1.210,00
121,00
1.331,00
\ Total pembayaran yang harus dilakukan pada akhir tahun ke-3 adalah sebesar Rp1.331,-.

·         Hukum 72
Untuk mengetahui perkiraan waktu yang diperlukan agar nilai investasi tunggal berjumlah dua kali lipat pada suatu tingkat suku bunga majemuk tertentu, digunakan Hukum 72. yaitu : 
72 : n = i  atau
72 : i = n
dimana n = adalah waktu berinvestasi dalam tahun dan i = tingkat pengembalian atau bunga dalam periode n
Contoh :
  1. Bapak Ali ingin investasinya menjadi 2 kali lipat dalam waktu 6 tahun. Tingkat investasi atau pengembalian berapa besar yang harus ia dapatkan ? Berarti di sini n=6 , i = ?. Rumus nya 72 : n = i, sehingga 72 : 6 = 12%. Berarti Bapak Ali harus mencari instrumen investasi yang hasilnya 12% agar investasinya dapat menjadi 2 kali lipat dalam waktu 6 tahun.
Aturan 72
Sejumlah uang yang dikenakan bunga majemuk dengan tingkat i% per
periode akan menjadi dua kali lipat jumlahnya dalam periode waktu
sekitar 72/i.
i = 3% ® aturan 72: waktu menjadi 2xlipat adalah 24 periode
(72/3)
® perhitungan: (1.03)N = 2, jadi N = 1.03log 2 = 23.4
® dalam 24 periode: (1.03)24 = 2.03
Ekonomi Teknik
12
i = 9% ® aturan 72: waktu menjadi 2xlipat adalah 8
periode(72/9)
® perhitungan: (1.09)N = 2, jadi N = 1.09log 2 = 8.04
® dalam 8 periode: (1.03)8 = 1.99
i = 12% ® aturan 72: waktu menjadi 2xlipat adalah 6 periode
(72/12)
® perhitungan: (1.12)N = 2, jadi N = 1.12log 2 = 6.12
® dalam 24 periode: (1.03)24 = 1.97
Catatan: 1.03log 2 = ln 2/ln 1.03

EKIVALENSI CASHFLOW

Konsep Ekuivalensi

Metode ekuivalen adalah metode mencari kesamaan atau kesetaraan nilai uang untuk waktu yang berbeda.


Dalam perhitungan ekuivalen dibutuhkan data  tentang:

  • ƒ suku bunga (rate of interest); 
  • ƒ jumlah uang yang terlibat; 
  • ƒ waktu penerimaan dan/atau pengeluaran uang; 
  • ƒ sifat pembayaran bunga terhadap modal yang  ditanamkan.











Bunga Bunga majemuk majemuk dalam dalam ekuivalensi ekuivalensi
  • Single payment/cashflow formulas
  • Uniform series formulas
  • Linear (Arithmatic) gradient series
  • Geometric gradient series












Contoh Soal 

1. Berapakah nilai ekuivalensi masa depan pada akhir tahunke-4 untuk $1000,- diawal tahun pertama pada   tingkat suku bunga 10% per tahun?.

2. Seseorang ingin memiliki $1464,10 dalam 4 tahun.  Berapa besar uang yang harus didepositokan unruk mendapatkan jumlah tersebut pada tingkat suku bunga 10% per tahun?.

3. Seseorang meminjam $1200,- diawal tahun pertama dengan rencana mengembalikannya pada akhir tahun ke-5. Tetapi diawl tahun ke-3 orang tersebut menambah pinjaman sebesar $800,- yang akan dikembalikan
bersamaan dengan pengembalian pinjaman pertama.  Berapa besar uang yang harus dikembalikan di akhir tahun ke-5 jika pinjaman dilakukan dengan tingkat suku bunga
12% per tahun?.

4. Seseorang meminjamkan sejumlah uang diawal tahun pertama dengan rencana akan dikembalikan di akhir
tahun ke-2 sebesar $800,- dan $1200,- di akhir tahun ke-5. Berapa besar uang yang dipinjamkan jika
pinjaman dilakukan pada tingkat suku bunga 15% per  tahun?

5. Si A menginvestasikan sejumlah uang di awal tahun pertama. Di awal tahun ke-3, orang tersebut menambah investasinya sebesar 1,5 kali investasi pertama. Jika tingkat suku bunga 10% per tahun, dan
dikehendak iagar nilai investasinya menjadi $2000,- di akhir tahun ke-5. Berapa besar investasi yang 
dilakukan di awal tahun pertama dan di awal tahun ke-3.?

Present worth analysis (Analisis nilai sekarang) didasarkan pada konsep ekuivalensi di mana semua arus kas masuk dan arus kas keluar diperhitungkan dalam titik waktu sekarang pada suatu tingkat pengembalian minimum yang diinginkan (minimum attractive rate of return-MARR). Untuk mencari NPV dari sembarang arus kas, maka kita harus melibatkan faktor bunga yang disebut Uniform Payment Series  - Capital Recovery Factor (A/P,i,n).
Usia pakai berbagi alternative yang akan dibandingkan dan periode analisis yang akan digunakan bisa berada dalam situasi:
1.      Usia pakai sama dengan periode analisis
2.      Usia pakai berbeda dengan periode analisis
3.      Periode analisis tak terhingga
Analisis dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung Net Present Worth (NPV) dari masing – masing alternative. NPV diperoleh menggunakan persamaan:
NPV = PWpendapatan – PWpengeluaran
Untuk alternatif tunggal, jika diperoleh nilai NPV ≥ 0, maka alternatif tersebut layak diterima. Sementara untuk situasi dimana terdapat lebih dari satu alternatif, maka alternatif dengan nilai NPV terbesar merupakan alternatif yang paling menarik untuk dipilih. Pada situasi dimana alternatif yang ada bersifatindependent, dipilih semua alternatif yang memiliki nilai NPV ≥ 0.

–  Analisis present worth terhadap alternatif tunggal
Contoh:
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membeli peralatan seharga Rp 30.000.000,. Dengan peralatan baru itu akan diperoleh penghematan sebesar Rp 1.000.000,- per tahun selama 8 tahun. Pada akhir tahun ke-8, peralatan itu memiliki nilai jual Rp 40.000.000,-.Apabila tingkat suku bunga 12% per tahun, dengan present worth analysis, apakah pembelian tanah tersebut menguntungkan?
Penyelesaian:



NPV = 40.000.000(P/F,12%,8) - 1.000.000(P/A,12%,8) - 30.000.000
NPV = 40.000.000(0.40388) - 1.000.000(4.96764) - 30.000.000
NPV = - 8.877.160
Ø  Oleh karena NPV yang diperoleh < 0, maka pembelian peralatan tersebut tidak menguntungkan.

–           Analisis present worth terhadap beberapa alternatif
§   Usia pakai semua alternatif sama dengan periode analisis
Contoh:
Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan tahunannya. Dua alternatif peralatan masak dengan usia pakai masing-masing 8 tahun ditawarkan kepada perusahaan:
Mesin
Harga beli (Rp.)
Keuntungan per tahun (Rp.)
Nilai sisa di akhir usia pakai (Rp.)
X
2.500.000
750.000
1.000.000
Y
3.500.000
900.000
1.500.000
Dengan tingkat suku bunga 15% per tahun, tentukan mesin mana yang seharusnya dibeli.
Penyelesaian:



Mesin X :
NPV= 750.000(P/A,15%,8) + 1.000.000(P/F,15%,8) – 2.500.000
NPV= 750.000(4.48732) + 1.000.000(0,32690) – 2.500.000
NPVX = 1.192.390
Mesin Y :
NPV= 900.000(4.48732) + 1.500.000(0.32690) – 3.500.000
NPV= 1.028.938
Maka, pilih mesin X


§   Usia pakai alternatif berbeda dengan periode analisis
Pada situasi di mana usia pakai berbeda dengan periode analisis, digunakan asumsi perulangan (repeatability assumption) dengan periode analisis yang merupakan kelipatan persekutuan terkecil dari usia pakai alternative. Dengan asumsi itu, alternative yang telah habis usia pakainya sebelum periiode analisis berakhir akan digantikan oleh alternative yang sama. Arus kas masuk dan arus kas keluar pada periode usia pakai pertama akan berulang pada periode perulangan berikutnya, kecuali jika disebutkan lain. Asumsi ini diterapkan untuk mempermudah pembuatan model dalam pengambilan keputusan.
Contoh:
Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan tahunannya. Dua alternatif mesin ditawarkan kepada perusahaan:
Mesin
Usia pakai (tahun)
Harga beli (Rp.)
Keuntungan per tahun (Rp.)
Nilai sisa pada akhir usia manfaat (Rp.)
X
8
2.500.000
750.000
1.000.000
Y
16
3.500.000
900.000
1.500.000
Dengan tingkat suku bunga 15% per tahun, tentukan mesin yang seharusnya dibeli.
Penyelesaian:
Mesin X:

NPV= 750.000(P/A,15%,16) + 1.000.000(P/F,15%,8) + 1.000.000(P/F,15%,16) – 2.500.000(P/F,15%,8)
NPVX = 750.000(5.95423) + 1.000.000(0.32690) + 1.000.000(0.10686) – 2.500.000(0.32690)
NPVX     = 1582182,5
Mesin Y:
NPV= 900.000 (P/A,15%,16) + 1.500.000(P/F,15%,16) – 3.500.000
NPV= 900.000 (5.95423) + 1.500.000(0.10686) – 3.500.000
NPV= 2.019.097
Ø  NPV mesin Y, Rp 2.019.097,- lebih besar daripada NPV mesin X, Rp 1.582.182,50,- Maka dipilih mesin Y.

–             Periode Analisis Tak Terhingga
Pada situsi ini di mana periode analisis tidak terhingga, perhitungan NPV dari semua arus masuk dan arus keluar dilakukan dengan metode capitalized worth(nilai modal). Jika hanya unsur biaya saja yang diperhitungkan, maka hasil yang diperoleh disebut capitalized cost (biaya modal). Metode tersbut mempermudah perbandinga alternative dengan usia pakai yang tak terhingga, dimana asumsi perulangan sulit untuk diterapkan.
Capitalized worth adalah sejumlah uang yang harus dimiliki saat ini. Dengan demikian, diperoleh pembayaran yang besarnya sama selama periode tak terhingga pada tingkat suku bunga i% per periode.
Dari factor bunga majemuk untuk nilai n tak terhingga, didapatkan nilai (P/A,i,n) = 1/I sehingga:


ü  Contoh :
Sebuah perusahaa akan membeli sebuah mesin untuk meninggalkan pendapatan tahunannya. Dua alternative mesin ditawarkan kepada perusahaan:
Mesin
Usia pakai (tahun)
Harga beli (Rp.)
Keuntungan per tahun (Rp.)
Nilai sisa pada akhir usia manfaat (Rp.)
X
8
2.500.000
750.000
1.000.000
Y
9
3.500.000
900.000
1.500.000
Dengan tingkat suku bunga 15% per tahun dan periode analisis tak terhingga, tentukan mesin yang seharusnya dibeli.
Penyelesaian:

CWX = 750.000(P/A,15%,∞) + 1.000.000(A/F,15%,8)(P/A,15%,∞) –2.500.000(A/P,15%,8)(P/A,15%,∞)
CWX = 750.000(1/0.15) + 1.000.000(0.07285)(1/0.15) –2.500.000(0.22285)(1/0.15)
CWX = 1771500

Mesin Y:



CWY = 900.000(P/A,15%,∞) + 1.500.000(A/F,15%,8)(P/A,15%,∞) – 3.500.000(A/P,15%,8)(P/A,15%,∞)
CWY = 900.000(1/0.15) + 1.500.000(0.05957)(1/15) –3.500.000(0.20957)(1/0.15)
CWY = 1.705.733,33
Konsep Annual Worth Analysis
Annual Worth Analysis Metode Annual Worth (AW) 

Annual Worth Analysis Metode Annual Worth (AW) atau disebut juga
Annual Equivalent yaitu metode dimana aliran kas masuk dan kas keluar didistribusikan dalam
sederetan nilai uang tahunan secara merata (sama besar), setiap periode waktu sepanjang
umur investasi, pada suatu tingkat pengembalian minimum yang diinginkan
(MARR).



Istilah Capital Recovery (CR)
CR adalah Nilai merata tahunan yang ekuivalen dengan modal  yang   diinvestasikan.

CR = I(A/P, i, n) – S(A/F, i, n)
CR = (I-S) (A/F, i, n) + I(i)
CR = (I-S) (A/P, i, n) + S(i)
  • I : Investasi awal
  • S : Nilai sisa di akhir usia pakai
  • n : Usia pakai

AW = Revenue –Expences -CR

Annual Worth Analysis dilakukan terhadap:
1. Alternatif tunggal , layak jika AW > 0
2. Beberapa alternatif dgn usia pakai sama
3. Beberapa alternatif dgn usia pakai berbeda
4. Periode analisis tak berhingga

Untuk 2,3, dan 4 : dipilih AW terbesar


Contoh

1. Sebuah mesin memiliki biaya awal sebesar 1 juta rupiah, dengan usia pakai 10 tahun. Nilai sisa
pada akhir usia adalah 200 ribu rupiah. Dengan tingkat suku bunga 10% per tahun, tentukan besar
capital recoverynya.

2. Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membeli peralatan baru seharga 30 juta
rupiah. Dengan peralatan baru tersebut akan diperoleh penghematan sebesar 1 juta rupiah per 
tahun selama 8 tahun. Pada akhir tahun ke-8  peralatan itu memiliki nilai jual 40 juta rupiah. 
Apabila tingkat suku bunga 12% per tahun,  dengan Annual Worth Analysis, apakah pembelian
peralatan tersebut menguntungkan?

3. Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan tahunannya. Dua alternatif mesin dengan usia pakai masing-masing 8 tahun ditawarkankepada perusahaan:
  •  Mesin-x dengan harga beli 2,5 juta rupiah,  keuntungan per tahun 750 ribu rph, nilai sisa padaakhir usia manfaat 1 juta rph.
  • Mesin-y dengan harga beli 3,5 juta rph,  keuntungan per tahun 900 ribu rph, nilai sisa pada akhir usia manfaat sebesar 1,5 juta rupiah.

Dengan tingkat suku bunga 15% per tahun, tentukan mesin yang seharusnya dibeli?

Contoh usia pakai berbeda
4. Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan tahunannya. Dua alternatif mesin ditawarkan kepada perusahaan:
  • Mesin-x usia pakai 8 tahun dengan harga beli 2,5  juta rupiah, keuntungan per tahun 750 ribu rph, nilai sisa padaakhir usia manfaat 1 juta rph. 
  • Mesin-y usia pakai 9 tahun dengan harga beli 3,5  juta rph, keuntungan per tahun 900 ribu rph, nilaisisa pada akhir usia manfaat sebesar 1,5 juta rupiah.

Dengan tingkat suku bunga 15% per tahun, tentukan mesin yang seharusnya dibeli?


Contoh Analisis Tak berhingga. 6. Bandingkan tiga alternatif berikut menggunakan tingkat
suku bunga 10% per tahun, lalu pilih alternatif terbaik:
  •  Alternatif-A Investasi awal $1 juta, keuntungan tahunan $150 ribu, usia pakai tak berhingga.
  • Alternatif-B Investasi awal $1,5 juta, keuntungan tahunan $250 ribu, usia pakai 14 tahun. 
  • Alternatif-C Investasi awal $2,5 juta, keuntungan tahunan $500 ribu, usia pakai 9 tahun.

Alternatif B dan C menggunakan asumsi perulangan dengan konsekuensi ekonomi yang selalu sama.