POWER
SUPPLY
Pencatu Daya (Inggris:
power supply) adalah sebuah piranti elektronika
yang berguna sebagai sumber daya untuk piranti lain, terutama daya listrik. Catu
daya merubah arus listrik AC ( arus bolak-balik ) menjadi arus listrik DC (arus
searah ).
Merakit
Power Supply Untuk Power Amplifier
Power supply ini bisa di
gunakan untuk amplifier 400watt, 450watt, 600watt, 750 watt atau 1000watt ke
atas,Sebenarnya untuk power supply power amplifier watt besar atau
rangkaiannya pada dasarnya sama seperti power supply untuk watt kecil /
rendah,Disini yang membedakan besar kecilnya ukuran atau nilai komponennya.Semakin
besar watt power amplifier maka semakin banyak dan kuat pula power / tenaga
yang di butuhkan power amplifier tersebut.
Sementara untuk men supply kebutuhan power / tenaga power amplifier yang watt nya besar maka harus di tunjang dengan ukuran yang besar dan juga yang berkwalitas komponen bagus agar hasil nya pun bisa maksimal sebagai contoh apabila kita hendak merakit power amplifier 1200watt maka trafo nya pun harus memiliki ampere yang besar,bisa pakai trafo 20A (Ampere),trafo 25 A, semakin besar ampere semakin bagus dan minimal pakai trafo 15 Ampere.Komponen lain yang harus di persiapkan adalah :
- Elco 47000uf / 100v = 4 / 6 buah
- Dioda Bridge / kiprok = 1 / 2 buah
- Resistor 15 k / 1watt = 4 buah
- Kapasitor / milar 470nf / 100v = 2 buah
Cara merakitnya hubungkan / sambung (-) elco dengan (+) elco pada 6 buah elco
sebagai (0) / gruond dan di hubungkan ke 0 / CT trafo,selanjutnya hubungkan (+)
6 elco ke + dioda bridge / kiprok sebagai VCC + power amplifier,lalu
hubungkan (-) 6 elco ke - dioda bridge sebagai VCC - power amplifier.dan
kemudian dua kaki dioda bridge di hubungkan ke 50V trafo,sementara untuk
resistor dan milar masing-masing di hubungkan antara ( - 0 + ) pada elco.
Power Amplifier adalah sebuah rangkaian penguat
getaran atau amplitude suatu sinyal. Rangkaian ini biasanya digunakan sebagai
penguat audio
Bagi para penggemar elektronika yang memiliki hobi dengan
audio sound sistem mungkin tidaklah asing dengan istilah-istilah seperti OTL,
OCL dan BTL pada suatu perangkat Power Amplifier. Namun, ternyata
masih banyak yang kurang mengerti akan perbedaan pada masing-masing istilah
pada sistem amplifier tersebut.
Power Amplifier merupakan
suatu rangkaian penguat yang di dalamnya terdapat gabungan dari suatu rangkaian
penguat tegangan dan penguat arus. sesuai dengan istilahnya yaitu Power
Amplifier atau disingkat PA yang artinya penguatan daya, sesuai dengan
persamaan Daya (P) yang menyatakan bahwa suatu daya nilainya adalah hasil kali
antara tegangan (V) dan arus (I). Maka untuk mendapatkan suatu daya atau Power
maka dua hal pokok yang perlu diperhatikan adalah arus dan tegangan, sehingga
pada power amplifier ini untuk menentukan besarnya daya (Watt) pada perangkat
power amplifier maka yang diperhatikan adalah rangkaian penguat tegangan dan
rangkaian penguat arus.
Pada umumnya pada suatu rangkaian power amplifier, rangkaian
penguat arus selalu berada di bagian paling akhir dari rangkaian setelah
melewati rangkaian penguat tegangan. Hal ini agar sinyal dari suatu gelombang
yang diterima pada rangkaian power amplifier mengalami penguatan terlebih
dahulu oleh rangkaian penguat tegangan yang biasanya menggunakan suatu op-amp
dengan penguatan tertentu atau dapat juga menggunakan transistor dengan arus
dan daya rendah agar lebih sensitif terhadap sinyal gelombang masukan, sehingga
setelah dikuatkan tegangan menjadi lebih besar beberapa kali lipat namun
arusnya masih sangat kecil dan belum mampu untuk menggerakkan membran
loudspeaker yang biasanya memiliki impedansi (4, 8 atau 16 ohm) oleh karena itu
harus dikuatkan terlebih dahulu dengan suatu rangkaian penguat arus oleh
transistor yang komplemen (kombinasi PNP dan NPN) dengan arus dan daya besar.
Seperti halnya juga pada transistor penguat arus 2N 3055 yang digunakan pada
suatu rangkaian regulator tegangan (misal: 7805) untuk mendapatkan tegangan 5
volt dengan arus yang melebihi dari batasan kemampuan dari arus IC regulator
tersebut.
1. Power Amplifier OCL (Output Capasitor Less)
Power amplifier model OCL pada umumnya biasa dipakai untuk keperluan dengan daya yang sangat besar, karena pada power amplifier OCL ini didukung oleh catu daya atau power supply simetri V(+), V(-) dan Ground (0). Salah satu ciri yang paling penting pada power amplifier model ini adalah salah satu ujung beban pada keluaran atau output pada rangkaian power amplifier ini terhubung dengan CT transformator atau sumber tegangan sebagai titik simpul atau titik tengah dari suatu gelombang yang akan dihasilkan. Sehingga pergerakan amplitudo gelombang akan menuju V(+) dan V(-) melewati CT transformator sebagai ground dan titik tengah dari amplitudo gelombang tersebut.
1. Power Amplifier OCL (Output Capasitor Less)
Power amplifier model OCL pada umumnya biasa dipakai untuk keperluan dengan daya yang sangat besar, karena pada power amplifier OCL ini didukung oleh catu daya atau power supply simetri V(+), V(-) dan Ground (0). Salah satu ciri yang paling penting pada power amplifier model ini adalah salah satu ujung beban pada keluaran atau output pada rangkaian power amplifier ini terhubung dengan CT transformator atau sumber tegangan sebagai titik simpul atau titik tengah dari suatu gelombang yang akan dihasilkan. Sehingga pergerakan amplitudo gelombang akan menuju V(+) dan V(-) melewati CT transformator sebagai ground dan titik tengah dari amplitudo gelombang tersebut.
Power amplifer model OTL merupakan salah satu model power amplifier yang
digunakan untuk daya kecil sampai daya sedang tidak lebih dari 100 Watt.
Mungkin dahulu masih ada yang menggunakan power amplifier model OTL ini untuk
perangkat sound sistem, tetapi untuk saat ini sudah jarang sekali digunakan.
Akan tetapi saat ini tetap masih banyak digunakan pada beberapa perangkat
elektronik untuk penghasil suara dengan daya kecil seperti televisi, radio,
laptop, bahkan handphone yang kita gunakan setiap hari juga menggunakan tipe
power amplifier OTL untuk penguat audionya. Salah satu ciri dari model power
amplifier tipe OTL ini adalah dari catu dayanya atau power supply yang
digunakan adalah non-simetri sehingga cukup menggunakan catu daya baterai (pada
kutub + dan -) atau adaptor dengan V(+) dan ground (0). Akan tetapi pada
keluaran atau output pada power amplifier ini biasanya haruslah diberi coupling
atau penghubung oleh sebuah kapasitor dengan ukuran yang cukup besar diatas
1000uF dan biasanya dipakai kapasitor berjenis elco polar. Hal ini bertujuan
untuk menghilangkan tegangan offset (DC) pada keluaran karena mengingat catu
daya yang digunakan adalah catu daya non-simetri sehingga mengakibatkan
amplitudo gelombang pada keluaran yang dihasilkan tidak memiliki titik simpul
atau titik tengah pada tegangan 0 volt jika tidak diberi oleh kapasitor polar
elco sebagai coupling. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan pada kawat
email pada lilitan speaker karena tegangan DC yang keluar dari power amplifier
dapat membuat kawat email menjadi cepat panas dan terbakar seperti layaknya
elemen pemanas yang menggunakan tegangan DC. Maka dengan memanfaatkan sifat
kapasitor sebagai penyimpan dan pembuang muatan maka tegangan offset keluaran
(DC) pada power amplifier model OTL ini dapat diredam dan titik simpul dari
amplitudo gelombang akan tetap berada pada 0 volt dengan bantuan kapasitor.
Sehingga titik puncak V(+) dan lembah V(-) amplitudo gelombang dapat dicapai
dengan memanfaatkan penyimpanan dan pembuangan dari kapasitor dengan ground (0
volt) sebagai titik tengahnya.
3. Power Amplifier BTL
Pada power amplifier model BTL (Bridge-Tied Load) ini dapat dibuat dengan mengkonfigurasi dua buah power amplifier model OCL atau dua buah power amplifier model OTL menjadi suatu model power amplifier menyerupai rangkaian jembatan.
Pada power amplifier model BTL (Bridge-Tied Load) ini dapat dibuat dengan mengkonfigurasi dua buah power amplifier model OCL atau dua buah power amplifier model OTL menjadi suatu model power amplifier menyerupai rangkaian jembatan.
Contoh Rangkaian Amplifier
Flowchart Sisitem Audio
Flowchart Amplifier
MERAKIT AMPLIFIER
Tugas 3 Yusup Firdaus 3ib01
Rangkaian Power Amplifier adalah sebuah rangkaian penguat
getaran atau amplitude suatu sinyal. Rangkaian ini biasanya digunakan sebagai
penguat audio. Di pasaran banyak model Amplifier namun tidak semua saya ambil,
saya hanya akan membahas cara membuat rangkaian Power Amplifier model 32 Watt.
Amplifier ini sangat sederhana, namun cukup memanjakan telinga juga, amlpfier
ini menggunakan satu komponen inti yaitu IC TDA 2003, dalam pembuatannya kita
membutuhkan alat dan bahan.
Bahannya adalah
· Komponen
1. IC TDA 2003
2. Resistor 100
ohm
3. Resistor 470
ohm
4. Resistor 1
ohm
5. Kapasitor 1uf
6. Kapasitor
22uf
7. Kapasitor
220uf
8. Kapasitor
0,47uf
9. Kapasitor
100nf
10. Speaker
impedansi 4 ohm
11. Trafo dan
penyearah 18 volt DC 3 ampere
12. Kabel secukupnya
13. Headsink
· Bahan
pendukung
1. PCB polos
2. Pelarut fecl3
3. Air bersih
dan air hangat
4. Timah
5. Tiner
Berikut adalah alat yang digunakan untuk membuat rangkaian
1. 1 Solder
2. Obeng
3. Tang
Lancip
4. Tang
Potong
5. Bor
Listrik
6. Spidol
permanen ukuran M dan F
7. Kertas
pasir halus
8.
Multimeter
9. Pensil
10. Rol
11. Kertas
millimeter
12. Martel
13. Penitik
14. Wadah
plastic
Cara membuat
Rancang layout PCB di kertas millimeter dengan pensil. Dalam
perancangan hal yang terpenting adalah membuat layout dengan semini mungkin.
Semakin kesil akan semakin bagus. Hal yang perlu di hindari jangan menggambar
lekungan yang membentuk sudut 90’ usahakanlah lekungan bersudut 120’ dan
hindari penggunaan jumper.
Bersihkan pemukan PCB polos dengan kertas pasir halus “agar
tinta pada spidol dapat melekat dengan baik pada PCB dan tidak terkelupas pada
saat pearutan.
Pindahkan lauout yang telah di rancang pada kertas
millimeter ke PCB yang telah di berihkan tadi “ untuk mempermudah prosesnya
titikin dengan penitik
Setelah di titik gambar jalur yang ada di millimeter tadi ke
PCB dengan spidol permanen , untuk jalur kecil guanakan spidol permanen ukuran
F dan untuk jalur yang besar gunakan spidol permanan M.
Setelah PCB selesai di gambar, tunggu tinta spidol agak
mongering, sambil menuggu persiapkan pearut fecl3 di wadah plastic larutan
dengan air hangat, masukkan PCB ke wadah plastic, goncang perlahan agar cepat
larut
Setelah tembaga pada PCB larut cuci PCB dengan air bersih
dan hilangkan tinta pada PCB dengan tiner.
Bor titik kaki komponen pada PCB dengan bor listrik
Setelah dibor pasang komponen – komponen dan di solder ke
PCB dengan timah. Yang pertama di pasang adalah kabel, karena kabel lebih tahan
terhadap panas, lalu komponen lain yaitu resistor, kapasitor, dan yang terakhir
adalah IC, sebelum IC di solder ke PCB pasang dulu IC ke headsing agar
IC tidak rusak karena panas yang di timbulkan saat
penyolderan.
Setelah semua komponen – komponen terpasang ke PCB,
satukanlah semua instalasi rangkaian termasuk sumber arus DC, Input audio dan
output speaker.
Cek semua komponen pada PCB dan seluruh instalasi pastikan
semuanya dalam keadaan normal.
Finishing
Hidupkan komponen dan tes dengan input audio jika berhasil
maka input audio yang kecil akan membesar dan keluar dari output speaker, jika
rangkaian tidak bekerja maka periksa rangkaian kemungkinan ada kesalahan,
priksa dengan multimeter.
SEPEAKER
Fungsi Speaker - Secara umum pengertian speaker adalah
perangkat elektronika yang terbuat dari logam dan memiliki membran, kumparan,
serta magnet sebagai bagian yang saling melengkapi. Tanpa adanya membran,
sebuah speaker tidak akan mengeluarkan bunyi, demikian juga sebaliknya. Fungsi
tiap bagian pada speaker saling terkait satu sama lain.
Adapun fungsi speaker secara keseluruhan adalah mengubah
gelombang listrik dari perangkat penguat audio menjadi gelombang suara atau
getaran. Proses pengubahan gelombang elektromagnet menjadi gelombang bunyi tersebut
dapat terjadi karena aliran listrik dari penguat audio dialirkan kedalam
kumparan dan terkena pengaruh gaya magnet pada speaker, sesuai dengan kuat
lemahnya arus listrik yang diterima, maka getaran yang dihasilkan pada membran
akan mengikuti dan jadilah gelombang bunyi yang dapat kita dengarkan.
PERAKITAN SISTEM
PENGUAT SUARA
Dari suatu sisitem penguat suara terdapat bagian bagian rangkaian
di dalamnya. Sistem penguat suara Amplifier membutuhkan input listrik DC, untuk
mendapatkan listrik DC itu maka di butuhkan suatu rangkaian lagi yang dapat
merubah arus bolak balik AC menjadi arus searah DC. Rangkaian itu adalah
rangkaian power supply (catu daya) seperti yang sudah di jelaskan di atas. Jadi
power supply di hubungkan kepada input amplifier kemudian amplifier itu baru
dapat bekerja sesuai dengan fungsinya yang kemudian di teruskan kepada speaker,
Speaker yang berfungsi merubah energi listrik menjadi gelombang suara atau
getaran yang akhirnya dapat terdengar oleh kita.