Sabtu, 14 April 2012

PEMECAHANMASALAH & PENGAMBILAN KEPUTUSAN


PEMECAHANMASALAH & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Penyelesaian atau pemecahan masalah adalah bagian dari proses berpikir. Sering dianggap merupakan proses paling kompleks di antara semua fungsi kecerdasan, pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih dari keterampilan-keterampilan rutin atau dasar. Proses ini terjadi jika suatu organisme atau sistem kecerdasan buatan tidak mengetahui bagaimana untuk bergerak dari suatu kondisi awal menuju kondisi yang dituju.
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final [1]. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.
A. Tahap-tahap Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan yang rasional merupakan proses yang komplek. Delapan step rational decision making proses:
1. Mengenal Permasalahan
2. Definisikan Tujuan
3. Kumpulkan Data yang Relevan
4. Identifikasi alternative yang memungkinkan (feasible)
5. Seleksi kriteria untuk pertimbangan alternatif terbaik
6. Modelkan hubungan antara kriteria, data dan alternatif
7. Prediksi hasil dari semua alternatif
8. Pilih alternatif terbaik
Dalam proses pengambilan keputusan, kita tidak dapat dengan mudah melakukan prediksi akan dampak ke depannya. Oleh karena itu, dalam menentukan keputusan kita pun harus memperhatikan prinsip-prinsipnya, antara lain:
  • Gunakan suatu ukuran yang umum (misal, nilai waktu uang, nyatakan segala sesuatu dalam bentuk moneter ($ atau Rp)
  • Perhitungkan hanya perbedaannya:
-          Sederhanakan alternatif yang dievaluasi dengan mengesampingkan biaya-biaya umum
-          Sunk cost (biaya yang telah lewat) dapat diabaikan
  • Evaluasi keputusan yang dapat dipisah secara terpisah (misal keputusan finansial dan investasi)
  • Ambil sudut pandang sistem (sektor swasta atau sektor publik)
  • Gunakan perencanaan ke depan yang umum (bandingkan alternatif dengan bingkai waktu yang sama)
Langah-langkah dalam Mengambil Keputusan

Baik keputusan itu terprogram ataupun tidak terprogram dan baik model yang dipilih manajer itu klasik, administrative ataupun politik, ada 6 (enam) langkah yang biasanya dianggap sebagai proses pengambilan keputusan yang efektif. Langkah-langkah tersebut yaitu :

1. Pengenalan syarat-syarat sebuah keputusan
Dalam memngambil sebuah keputusan seorang manajer harus megerti dahulu apa saja syarat-syarat yang perlu diperhatikan. Syarat-syarat tersebut yaitu dalam bentuk masalah maupun peluang. Sebuah masalah muncul ketika pencapaian organisasi kurang dari tujuan yang telah ditentukan. Sebuah peluang muncul ketika manajer melihat pencapaian yang potensial yang melebihi tujuan organisasi saat itu. Manajer melihat kemungkinan untuk meningkatkan kinerja diatas kinerja kerja yang selama ini telah dilakukan.

2. Diagnosis dan Analisis Sebab-Akibat
Diagnosis adaah langkah dalam pengambilan keputusan dimana manajer menganalisis fator-faktor sebab akibat penting yang berhubungan dengan situasi yang penting. Manajer sebaiknya menanyakan serangkaian pertanyaan untuk menspesifikasikan sebab-sebab penting, pertanyaan tersebut antara lain :
· Keadaan tidak seimbang seperti apakah yang mempengaruhi kita ?
· Kapankah keadaan ini muncul ?
· Dimanakah keadaan ini muncul ?
· Bagaimanakah keadaan ini muncul ?
· Pada siapakah keadaan ini muncul ?
· Apakah kegentingan-kegentingan dari masalah ini ?
· Apakah hubungan-hubungan dari peristiwa ini ?
· Apakah yang menjadi hasil dari aktifitas ini ?

3. Pengembangan Alternatif
Untuk keputsan yang terprogram, alternatif-alternatif bisa dengan mudah dikenali dan bahkan biasanya sudah tersedia dalam peraturan dan prosedur organisasi. Namun keputusan yang tidak terprogram mengharuskan adanya pengembangan tindakan baru yang akan dapat menjawab kebutuhan perusahaan. Bagi keputusan-keputusan yang dibuat dibawah kondisi dengan ketidak pastian yang tinggi, manajer hanya dapat mengembangkan satu atau dua solusi yang akan bisa menjadi pemuasan dalam mengatasi masalah. Namun penelitian menunjukkan bahwa membatasi alternatif merupakan sebab utama gagalnya pengambilan keputusan di organisasi.

4. Pemilihan Alternatif yang Dikehendaki
Alternatif yang terbaik adalah yang solusinya paling sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai keseluruhan organisasi, serta mencapai hasil yang dikehendaki dengan menggunakan sumber daya paling sedikit. Manajer mencoba menyeleksi pilihan dengan risiko dan ketidakpastian paling sedikit. Manajer kemudian mencoba untuk mengukur prospek-prospek menuju sukses. Manajer dapat mengandalkan intuisi dan penglaman untuk memperkirakan jika suatu arah tindakan sekiranya akan berhasil.

5. Penerapan Alternatif Terpilih
Tahap penerapan ini adalah tahap dimana kemampuan manajerial, administrative, dan tahap persuasive yang dimiliki seorang manajer akan digunakn untuk menjamin bahwa alternative terpilih akan dijalankan. Kesuksesan alternative terpilih ini akan bergantung pada bisa tidaknya alternative ini diterjemahkan menjadi suatu tindakan

6. Evauasi dan Umpan Balik
Pada tahap evaluasi yang merupakan bagain proses pengambilan keputusan. Para pengambil keputusan akan mendapatkan informasi tentang seberapa baiknya mereka menerapkan keputusan yang telah mereka ambil dan apakah penerapan ini efektif dalam mencapai tujuan mereka. Umpan balik adalah hal yang penting karena pengambilan keputusan adalah proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir. Umpan balik memberikan informasi pada pengambil keputusan yang nantinya bisa membentuk siklus pengambilan keputusan yang baru.


B. TIPE MASALAH
1.Perencanaan strategic : merupakan kegiatan manajemen tingkat atas, sebagai proses evaluasi lingkungan luar organisasi, penerapan tujuan organisasi, dan penentuan strategi-strategi.
= Proses evaluasi lingkungan luar organisasi : Lingkungan luar dapat mempengaruhi jalannya organisasi, oleh karena itu manajemen tingkat atas hrs pandai mengevaluasinya, hrs dpt bereaksi thd kesempatan2 yg diberikan oleh lingkungan luar, misal produk baru, pasar baru. Selain itu manajemen tingkat atas hrs tanggap terhadap tekanan2 dari lingkungan luar yg merugikan organisasi dan sedapat mungkin mengubah tekanan menjadi kesempatan.
= Penetapan tujuan adalah apa yg igin dicapai oleh organisasi berdasarkan visi yg dimiliki oleh manajemen. Misalnya tujuan perusahaan adalah dlm waktu 5 thn menjadi penjual terbesar didalam industri dgn menguasai 60% pasar.
= Penentuan strategi : Manajemen tkt atas menentukan tindakan2 yg hrs dilakukan oleh organisasi dengan maksud untk mencapai tujuan2nya. Dengan strategi semua kemampuan  yg berupa sumberdaya2 dikerahkan supaya tujuan organisasi dapat diraih.

2.Pengendalian manajemen : system untuk meyakinkan bahwa organisasi telah menjalankan strategi yg sudah ditetapkan secara efektif dan efisien. Ini merupakan tingkatan taktik(tactical Level), yaitu bagaimana manajemen tingkat menengah menjalankan taktik supaya perencanaan strategi dapat dilakukan dengan berhasil. Taktik yg dijalankan biasanya bersifat jangka pendek ± 1 thn.
Proses pengendalian manajemen terdiri dari : pembuatan program kerja, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran, pelaporan dan analisis.

3.Pengendalian operasi : Sistem untuk meyakinkan bahwa tiap-tiap tugas tertentu telah dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ini merupakan penerapan program yang telah ditetapkan di pengendalian manajemen.Pengendalian operasi dilakukan dibawah pedoman proses pengendalian manajemen dan difokuskan pada tugas2 tingkat bawah.

C. Gaya Pengambilan Keputusan

Gaya pribadi pengambilan keputusan mengacu pada perbedaan di antara orang-orang yang berhubungan dengan cara mereka mengevaluasi masalah, mengembangkan alternatif-alternatif, dan membuat pilihan. Sebuah penelitian telah menemukan 4 (empat) gaya pengambilan keputusan. Gaya tersebut yaitu :

1. Gaya Direktif
Digunakan oleh orang-orang yang lebih memilih solusi masalah yang sederhana dan jelas. Seseorang yang memilih gaya ini biasanya bersifat efisien dan rasional dan memilih untuk mengandalkan peraturan atau prosedur yang ada dalam mengambil keputusan.

2. Gaya Analisis
Senang mempertimbangkan solusi yang kompleks berdasarkan data sebanyak mungkin yang dapat mereka kumpulkan.

3. Gaya Konseptual
Orang-orang yang cenderung kearah gaya konseptual juga senag memperhatikan sejumlah besar informasi. Mereka juga lebih berorientasi social daripada mereka yang menyukai gaya analisis.

4. Gaya Perilaku
Gaya yang digunakan oleh manajer yang memiliki perhatian mendalam terhadap orang sebagai individu.

Mengapa Manajer Mengambil Keputusan yang Salah ?
Beberapa factor yang menyebabkan seorang manajer membuat keputusan yang salah diantaranya yaitu :

1. Terpengaruh oleh kesan pertama
Ketika sedang memikirkan atau mempertimbangkan sebuah keputusan, pikiran sering kali memberikan bobot yang tidak sesuai dengan informasi pertama yang diterimanya.

2. Membenarkan keputusan-keputusan yang lalu
Banyak manajer yang jatuh ke dalam jebakan dengan membuat pilihan yang membenarkan keputusan-keputusan yang lalu, bahkan jika keputusan tersebut tidak lagi sah.

3. Melihat apa yang akan dilihat
Sangatlah penting bagi manajer untuk jujur pada dirinya sendiri tentang motif yang dimilikinya serta penting juga bagi manajer untuk menguji semua bukti yang ada dengan cara menilai yang setara.

4. Mempertahankan status quo
Manajer mungkin mendasarkan keputusannya pada apa yang telah berhasil dimasa lalu dan gagal mengeksplorisasi pilihan-pilihan baru, menggali informasi tambahan atau menyelidiki teknologi baru.

5. Terpengaruh oleh kerangka masalah
Respons keputusan manajer dapat dipengaruhi oleh sekadar bagaimana masalah itu disampaikan oleh kata-kata.

6. Terlalu percaya diri
Sebagian besar orang memandang terlalu tinggi terhadap kemampuannya dalam memperkirakan hasil yang tidak pasti.

Pengambilan Keputusan Kelompok yang Inovatif
Manajer memang membuat beberapa keputusan sendirian, tetapi para pengambil keputusan sering kali berkelompok. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan keputusan kelompok yang inovatif yaitu :

a. Mulailah dengan curahan gagasan
Kunci untuk melakukan curahan gagasan yang efektif adalah bahwa setiap orang dapat mengembangkan ide milik rang lain, semua ide dapat diterima meskipun ide tersebut kedengaran gila. Tujuan dari curahan gagasan adalah untuk mengumpulkan ide sebanyak mungkin.

b. Terlibat dalam perdebatan yang sengit
Kunci yang penting dalam membuat keputusan yang lebih baik adalah dengan melakukan perdebatan yang sengit mengenai masalah yang ada. Perdebatan yang sengit dapat dipicu dengan beberapa cara. Salah satu caranya yaitu dengan meyakinkan diri bahwa suatu kelompok itu memiliki perbedaan usia dan jenis kelamin, bidang keahlian, tingkat hirearki dan pengalaman kerja.

c. Hindari Groupthink
Groupthink adalah kecenderungan anggota kelompok untuk tidak mengutarakan opini-opini yang bertentangan. Ketika para anggota kelompok yang jatuh dalam gropthink, hasrat untuk selalu harmonis mengalahkan pertimbangan untuk mendapatkan keputusan yang berkualitas. Anggota kelompok lebih mementingkan menjaga persatuan daripada meragukan permasalahan dan alternative secara realistis.

d. Tahu kapan harus gagal
Dalam lingkungan yang bergerak cepat, manajer yang baik akan berani mengambil risiko dan belajar dari kesalahan, tetapi manajer yang baihttp://effectivegoals.blog.perbanas.ac.id/2011/06/12/pengambilan-keputusan-dalam-manajemen/k juga tidak ragu untuk menghentikan hal yang tidak akan berhasil.

sumber :
http://effectivegoals.blog.perbanas.ac.id/2011/06/12/pengambilan-keputusan-dalam-manajemen/

PERENCANAAN STRATEGIS

PERENCANAAN STRATEGIS
Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat digunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST (Political, Economic, Social, Technological), atau STEER (Socio-cultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory).
Perencanaan Strategis ( Strategic Planning ) adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner , 2001 )
Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis / strategic planning ( Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).
Perencanaan strategis secara eksplisit berhubungan dengan manajemen perubahan, hal ini telah menjadi hasil penelitian beberapa ahli (e.g., Ansoff, 1965; Anthony,1965; Lorange, 1980; Steiner, 1979). Lorange (1980), menuliskan, bahwa strategic planning adalah kegiatan yang mencakup serangkaian proses dari inovasi dan merubah perusahaan, sehingga apabila strategic planning tidak mendukung inovasi dan perubahan, maka itu adalah kegagalan.

JENIS-JENIS PERENCANAAAN

Perencanaan telah diterapkan pada semua jenis kegiatan dan
sesungguhnya terdapat berbagai jenis perencanaan. Beberapa rencana
meliputi: kegiatan yang sangat luas, sedangkan ada juga yang meliputi
kegiatan terbatas saja, ada yang semata-mata meliputi pertimbangan
operasional, sedangkan yang lain menitikberatkan pada pelaksanaan, biaya,
kualitas atau unsur-unsur penting lainnya.

Menurut G.R. Terry bahwa jenis rencana dapat di klasifikasikan
menjadi:
a. Rencana Pengembangan
b. Rencana Pemakai
c. Rencana Anggota-Anggota Manajemen
Klasifikasi dari rencana-rencana tersebut adalah sesuai dengan waktu
yang di liput oleh rencana-rencana yang bersangkutan. Dengan demikian
terdapat rencana-rencana dilihat dari segi waktu jangka panjang (meliputi
waktu lima tahun atau lebih) dan rencana jangka pendek (meliputi waktu dua
tahun atau kurang). Rencana-rencana yang meliputi waktu tiga hingga lima
tahun kadang-kadang dianggap berjangka pendek atau juga dianggap jangka
panjang, tergantung dari organisasi yang bersangkutan, ada juga menyatakan
rencana-rencana seperti adalah berjangka sedang, tetapi tidak begitu umum
disebut demikian.
G.R. Terry lebih condong memakai periode waktu membenarkan
pengeluaran-pengeluaran seperti ditetapkan di dalam rencana yang
bersangkutan. Artinya, mereka menginginkan agar rencana mencakup
waktu yang diperlukan untuk menutup komitmen pengeluaran mereka.
Hal tersebut sering dinyatakan sebagai Recovery Cost. Menerima konsepsi
komitmen tersebut berarti bahwa yang direncanakan itu selalu berbeda,tergantung dari hal-hal tersebut di atas dan keyakinan dari para top
manajer.
Jenis-jenis rencana lainnya ialah rencana orientasi dan rencana
operasional. Rencana-rencana tersebut dapat berupa rencana jangka pendek
dan rencana jangka panjang. Rencana orientasi berusaha untuk memperjelas
sasaran-sasaran perusahaan yang masih aktuil, kegiatannya, kemampuan,
personil dan hubungannya dengan para langganan. Dengan latar belakang
rencana-rencana seperti itu, dapat dibuat proyeksi tentang hal-hal yang
diharapkan akan terjadi. Sebaliknya, rencana-rencana tersebut dapat memberi
evaluasi kepada para manajer tentang situasi, rencana.
Rencana-rencana operasional meliputi kegiatan-kegiatan yang segera
akan dilaksanakan. Ia dapat menjawab siapa yang akan melaksanakan apa
mengaktifkan sumber-sumber fisik. yakni fasilitas, bahan dan personil,
merupakan hal-hal yang dicakup oleh rencana tersebut.

Ada dua tipe dasar perencanaan dasar yaitu :
  1. Perencanan strategis, perencanaan yang dilakukan oleh para manajer puncak dan menengah untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas, dan
  2. Perencanaan operasional , perencanaan yang memperlihatkan bagaimana perencanan strategis akan diimplementasikan dalam kegiatan sehari – hari.
Proses penyusunan perencanaan

1. Merumuskan Misi dan Tujuan. Usaha sistematis formal untuk menggariskan wujud utama dari perusahaan , sasaran 
sasaran, kebijakan kebijakan dan strategi untuk mencapai sasaran-sasaran dan wujud utama perusahaan yang bersangkutan. 
2. Memahami Keadaan Saat ini.
Perencanaan menyangkut jangkauan masa depan dari keputusan-keputusan yang dibuat sekarang, untuk mengenal sistematis peluang dan ancaman dimasa mendatang. Dengan pilihan langkah-langkah yang tepat akan lebih menguntungkan perusahaan. Meliputi jangka pendek dan sampai jangka panjang.

3. Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat tercapainya Tujuan.
 
Segala kemudahan dan kemungkinan hambatan dalam usaha mencapai tujuan perlu sedini mungkin diidentifikasi, agar persiapan dapat dilakukan. Disatu pihak perusahaan dapat meraih kemudahan dan manfaat optimal dengan kesempatan yang tersedia.

4. Menyusun rencana Kegiatan untuk mencapai Tujuan.

Tujuan dapat dicapai dengan beberapa cara, diantaranya adalah :
a. Menyusun berbagai alternatif kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang mungkin dapat dipilih.
b. Menilai dan membandingkan untung rugi setiap alternatif kegiatan kebijakan.
c. Memilih dan menetapkan suatu alternatif yang paling cocok dan baik diantara alternatif-alternatif lain.
Perencanaan Strategik ( Strategik Planning/ Corporate Planning ) merupakan bagian terpenting dari manajemen strategik dan dapat dianggap sebagai pilar sentral manajemen strategik.

EFEKTIFITAS PERENCANAAN

efektifitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang.Untuk memilih media pembelajaran secara efektif, Kozma (1978:51), mengatakan bahwa pesan yang komunikatif harus diperhatikan. Dan Romiszowski (1981:342), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang p ... efektifitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang.Untuk memilih media pembelajaran secara efektif, Kozma (1978:51), mengatakan bahwa pesan yang komunikatif harus diperhatikan. Dan Romiszowski (1981:342), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang ...
Ada kesan bagi pebelajar bahwa pembelajaran selalu membosankan. Hal ini dapat terjadi antara lain karena proses pembelajaran yang sulit dipahami bagi pebelajar. Berikut akan dikemukakan upaya-upaya untuk mengurangi hal tersebut melalui beberapa kriteria yang baik untuk pemilihan media pembelajaran antara lain :Menurut Dick dan Cary (1985), disamping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu : (1) ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri; (2) apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya; (3) faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama, dan (4) efektifitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang.Untuk memilih media pembelajaran secara efektif, Kozma (1978:51), mengatakan bahwa pesan yang komunikatif harus diperhatikan. Dan Romiszowski (1981:342), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang perlu disikapi dalam pemilihan media pembelajaran adalah : (a) komunikatif; (b) harganya yang murah; (c) nilai kepraktisannya; dan (d) kondisi pemakainya. Lebih lanjut Romiszowski (1988:57-58), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam memilih media pembelajaran, yaitu: (1) metode pembelajaran yang akan digunakan; (2) tujuan pembelajaran; (3) karakteristik pebelajar; (4) aspek kepraktisannya (biaya dan waktu); dan (5) faktor pemakainya

Sumber :

EVOLUSI TEORI MANAJEMEN


EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
Arti Teori
Teori adalah kelompok yang koheren dari dalil umum yang digunakan sebagai
prinsip untuk menjelaskan berbagai kelas fenomena.
• Kelompok koheren adalah seperti suatu system efisien yang terdiri atas beberapa bagian yang bekerja bersama-sama, dan teori adalah sistem efisinsi yang terdiri darikelompok yang koheren dari bagian tersebut yang saling bersesuaian dengan carayang logis.
• Prinsip adalah peraturan perilaku atau tindakan yang diterima secara umum.
• Penjelasan, tujuan penjelasan dalam bisnis adalah untuk menjelaskan berbagaifenomena bisnis.
• Kelas fenomena berhubungan dengan berbagi bidang aktifitas khusus. Fenomenadimaksudkan disini adalah manajemen dan teori.
Teori dalam Bisnis
Teori adalah studi tentang perilaku konsumen. Banyak usaha yang telah difokuskan pada penerapan teori psikologi dan sosiologi untuk bidang bisnis.
Tujuan Mempelajari Teori
Teori memberikan pemahaman mengenai system bisnis yang kompleks kepada manajer dengan lebih baik. Pemahaman ini mambantu manajer untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik pula.
Teori memberitahu manajer apa yang diharapkan. Sistem Informasi memberitahu apa yang sedang terjadi. Jika kenyataan aktifitas berbeda dengan apa yang diharapkan, maka teori diperbaiki. Selama jangka waktu tertentu manajer dapat mengembangkan teori yang secara akurat meramalkan perilaku dalam system bisnis.

perkembangan Ilmu Manajemen
Pada perkembangan peradaban rnanusia, ilmu terbagi dalam tiga kelompok besar,
yaitu :
1. Ilmu yang mempelajari setia/seluruh gejala, bentuk dan eksistensinya yang erat
hubungannya dengan alam beserta isinya dan secara universal mempunyai sifat
yang pasti dan sarna serta tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu, disebut ilmu
eksakta, contoh : fisika, kimia dan biologi.
2. IImu yang mempelajari seluruh gejala rnanusia dan eksistensinya dalam
hubungannya pada setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat dinamakan ilmu sosial/non eksakta, misalnya : ekonomi, politik,
psikologi, sosiologi, hukum, administrasi dan lain-lain.
3. IImu humaniora, kumpulan pengetahuan yang erat hubungannya dengan seni,
misalnya : seni tari, seni lukis, seni sastra, dan seni suara. 
IImu manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Pada tahun 1886
Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan
teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas. ©2003 Digitized by USU digital library
Kemudian Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific Management
(1911) yang merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai ilmu. 
Di samping itu ilmu manajemen sebagai ilmu penegtahuan mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih.
2. Adanya kerjasama dari kelompok terse but.
3. Adanya kegiatan Iproses/usaha
4. Adanya tujuan
Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang
mempelajari dan melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modem.
Dimana fenomena masyarakat modem itu merupakan gejala sosial yang membawa
perubahan terhadap organisasi.
Ada beberapa adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan suatu
organisasi, yaitu :
1. Tekanan pemilik perusahaan
2. Kemajuan teknologi
3. Saingan baru
4. Tuntutan masyarakat
5. Kebijaksanaan pemerintah
6. Pengaruh dunia Internasional
Pada kenyataannya rnanajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi
manajemen yang diterima secara universal. Mary Parker Follet mendefenisikan
manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Defenisi
ini rnengandung arti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan organisasi melalui
pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan.
Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian
lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada defenisi yang digunakan
secara konsisten oleh semua orang. Stoner mengemukakan
suatu defenisi yang lebih kompleks yaitu sebagai berikut :
"Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber dayasumber daya organisasi lainnya agar rnencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan".
Dari defenisi di atas terlihat bahwa Stoner telah rnenggunakan kata "proses", bukan
"seni". Mengartikan manajernen sebagai "seni" mengandung arti bahwa hal itu
adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu "proses" adalah cara
sistematis untuk rnelakukan pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai proses
karena semua manajer tanpa harus rnemperhatikan kecakapan atau ketrampilan
khusus, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dalam
pencapaian tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen
merupakan kerjasama dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan
dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan
pengawasan (controlling).
Sampai sekarang belum ada suatu teori manajernen dapat diterapkan pada semua
situasi. Seorang manajer akan menjumpai banyak pandangan tentang manajemen. ©2003 Digitized by USU digital library
Setiap pandangan mungkin berguna untuk berbagai masalah yang berbeda-beda.
Ada tiga aliran pemikiran manajemen yaitu :
a. Aliran klasik
b. Aliran hubungan manusiawi
c. Aliran manajemen modem
Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi manajer menjadi tiga
golongan yang berbeda :
1. Manajer lini pertama
Tingkat paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan menagwasi
tenaga-tenaga operasional disebut manajemen lini (garis) pertama.
2. Manajer menengah
Manajemen menengah dapat meliputi bebrapa tingkatan dalam suatu organisasi.
Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para
manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional.
3. Manajer puncak
Klasifikasi manajer training pada suatu organisasi. Manajemen puncak
bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi.